A. PENDAHULUAN
Memasuki abad 21 ini, nasib suatu negara semakin
ditentukan oleh kekuatan persaingan global. Dalam dunia seperti ini,
keputusan-keputusan operasi, investasi dan pendanaan pembiayaan diwarnai oleh
implikasi-implikasi internasional. Dengan banyaknya keputusan yang berasal dari
data-data akuntansi, pengetahuan mengenai isu-isu akuntansi internasional
sangat penting untuk memperolah interpretasi dan pemahaman yang tepat dalam
komunikasi bisnis internasional. Dengan kata lain, saat ini akuntansi telah
berkembang dalam tahap masa kedewasaannya menjadi suatu aspek integral dari
bisnis dan keuangan global.
Fungsi akuntansi yang demikian penting dalam
kehidupan bisnis dan keuangan, menunjukkan bahwa akuntansi dalam masyarakat
bisnis/internasional melakukan fungsi jasa. Akuntansi harus tanggap terhadap
kebutuhan masyarakat yang terus berubah dan harus mencerminkan kondisi budaya,
ekonomi, hukum, sosial dan politik dari masyarakat tempat dia beroperasi.
Dengan demikian akuntansi harus berada tetap dalam kedudukannya yang berguna
secara teknis dan sosial.
Sejarah akuntansi dan akuntan, memperlihatkan
perubahan yang terus menerus, suatu proses yang tampaknya dilalui akuntansi
secara konsisten. Pada suatu waktu, akuntansi lebih mirip sistem pencatatan
bagi jasa-jasa perbankan tertentu dan bagi rencana pengumpulan pajak. Kemudian
muncul pembukuan double entry untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan usaha
perdagangan. Industrialisasi dan pembagian tenaga kerja memungkinkan dibuatnya
analisa perilaku biaya dan adanya akuntansi manajerial. Munculnya perusahaan
modern merangsang pelaporan keuangan dan auditing periodik. Beberapa waktu yang
lalu, akuntansi memperlihatkan kemampuannya untuk menarik perhatian publik
melalui akuntansi dan pengukuran sumber daya manusia, pelaporan dan audit atas
tanggungjawab sosial berbagai organisasi. Saat ini akuntansi beroperasi antara
lain dalam lingkungan perilaku, sektor publik dan Internasional. Akuntansi
menyediakan informasi bagi pasar modal-pasar modal besar, baik domestik maupun
internasional. Akuntansi telah meluas kedalam area konsultasi manajemen dan
melibatkan lebih besar porsi teknologi informasi dalam sistem dan prosedurnya.
Dengan demikian akuntansi jelas tanggap terhadap stimulus lingkungan.
Menurut Choi dan Muller (1998; 1) Bahwa
ada tiga kekuatan utama yang mendorong bidang akuntansi internasional kedalam
dimensi internasional yang terus tumbuh, yaitu (1) faktor lingkungan, (2)
Internasionalisasi dari disiplin akuntansi, dan (3) Internasionalisasi dari
profesi akuntansi.
Ketiga faktor tersebut dalam
perjalanan/perkembangan akuntansi sangat berperan dan menentukan arah dari
teori akuntansi yang selama bertahun-tahun dan dekade banyak para ahli
mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk mengembangkan teori akuntansi dan
ternyata mengalami kegagalan dan hal tersebut menyebabkan terjadinya evolusi
dari ”theorizing” ke “Conceptualizing”.
Makalah ini akan membahas seputar perkembangan
dari akuntansi internasional untuk membangun suatu standar dan struktur
akuntansi internasional dimana hal tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor
lingkungan, yang dimaksudkan untuk membantu mereka yang ingin membangun sistem
pengendalian global untuk membatasi aktivitas perusahaan-perusahaan
multinasional.
B. PEMBAHASAN
1. Faktor Lingkungan yang Berpengaruh Terhadap Pengembangan
Akuntansi
Telah banyak yang menyatakan bahwa akuntansi
dipengaruhi oleh lingkungannya dan sebaliknya akuntansi juga mempengaruhi
lingkungannya. Pada pokoknya, thesis ini menyiratkan bahwa inovasi dan
perkembangan akuntansi dipicu oleh faktor-faktor non-akuntansi. Standar-standar
akuntansi muncul ke permukaan 3
setelah banyak akuntan mengalami tuntutan hukum,
LIFO ditimbulkan oleh kondisi-kondisi inflasi, dan banyak pengungkapan-pengungkapan
keuangan yang merupakan konsekuensi dari pasar modal publik.
Choi et. al (1998; 36) menjelaskan sejumlah faktor lingkungan yang
diyakini memiliki pengaruh langsung terhadap pengembangan akuntansi, antara
lain :
1. Sistem Hukum
Kodifikasi standar-standar dan prosedur-prosedur
akuntansi kelihatannya alami dan cocok dalam negara-negara yang menganut code
law. Sebaliknya, pembentukan kebijakan akuntansi yang non legalistis oleh
organisasi-organisasi professional yang berkecimpung dalam sektor swasta lebih
sesuai dengan sistem yang berlaku di negara-negara hukum umum (common law). Dalam
hukum perang atau situasi darurat nasonal lainnya, semua aspek fungsi akuntansi
mungkin diatur oleh sejumlah pengadilan atau badan pemerintah pusat. Contohnya
adalah dalam masa Nazi Jerman, ketika persiapan-persiapan perang yang intensif
dan kemudian pada saat PD II memerlukan sistem akuntansi nasional yang sangat
seragam untuk mengontrol semua aktivitas ekonomi nasional secara total.
2. Sistem Politik
Sistem politik yang ada pada suatu negara pun
ikut mewarnai akuntansi, karena sistem politik tersebut “mengimpor” dan
“mengekspor” standar-standar dan prktik-prakti akuntansi. Sebagai contoh,
akuntansi Inggris yang ada semasa pergantian Abad 20, “diekspor” ke negara-negara
persemakmuran. Belanda melakukan hal yang sama ke filipina dan Indonesia, Perancis ke negara-negara jajahannya
di Asia da Afrika. Jerman menggunakan simpati
politik untuk mempengaruhi, antara lain, akuntansi di Jepang dan Swedia.
3. Sifat Kepemilikan Bisnis
Kepemilikan publik yang besar atas saham-saham
perusahaan menyiratkan prinsip-prinsip pelaporan dan pengungkapan akuntansi
keuangan yang berbeda dengan perusahaan-perusahaan yang kepemilikannya
didominasi oleh keluarga atau bank. Misalnya, kepemilikan publik yang sangat
tinggi atas saham-saham korporasi di AS telah menghasilkan apa yang dinamakan Sunshine
accounting standards of wide open disclosure, sedangkan ketidakhadiran
partisipasi publik dalam kepemilikan saham perusahaan di Perancis telah
membatasi komunikasi keuangan yang efektif hanya ke saluran komunikasi ”insider”
saja. Kepemilikan Bank yang tinggi di Jerman juga menghasilkan respon
akuntansi yang berbeda. Di AS, AICPA membuat rekomendasi khusus bagi standar
dan praktik akuntansi keuangan tertentu yang digunakan oleh
perusahaan-perusahaan non publik yang lebih kecil.
4. Perbedaan Besaran dan Kompleksitas
Perusahaan-Perusahaan Bisnis
Dikotomi yang terjadi antara perusahaan besar
dan kecil terus berlanjut, mulai dari masalah asuransi, hingga keseluruh
hirarki perusahaan induk-anak, termasuk masalah kompleksitas. Perusahaan
konglomerasi besar yang beroperasi dalam lini bisnis yang sangat beragam
membutuhkan teknik-teknik pelaporan keuangan yang berbeda dengan perusahaan
kecil yang menghasilkan produk tunggal. Perusahaan-perusahaan multinasional
juga membuthkan sistem akuntansi yang berbeda dengan sistem akuntansi
perusahaan-perusahaan domestik.
5. Iklim Sosial
Iklim sosial turut memberikan sumbangan dalam
pengembangan akuntansi diberbagai belahan dunia. Di Perancis, mengarah pada
pelaporan tanggungjawab sosial, sebaliknya di Swiss masih sangat konservatif
sehingga perusahaan-perusahaan besar swiss melaporkan kondisi keuangannya yang
relatif ringkas. Orang Italia masih sangat berorientasi pada pajak, bahkan di
beberapa negara Amerika bagian Timur dan Selatan, akuntansi sama dengan
pembukuan dan dianggap tidak cocok secara sosial.
6. Tingkat Kompetensi Manajemen Bisnis Dan
Komunitas Keuangan
Kompetensi atau kemampuan manajemen bisnis dan
pengguna dari output akuntansi akan sangat menentukan perkembangan akuntansi.
Karena secanggih dan sehebat apapun output akuntansi, jika manajemen bisnis dan
para pengguna tidak dapat membaca, mengartikan, dan memahaminya hal tersebut
tidak akan ada gunanya.
7. Tingkat Campur
Tangan Bisnis Legislatif
Regulasi mengenai perpajakan mungkin memerlukan
prinsip-prinsip akuntansi tertentu. Seperti di Swedia, dimana kelonggaran pajak
tertentu harus dibukukan secara akuntansi sebelum bisa diklaim bagi tujuan
pajak; ini juga merupakan situasi bagi penilaian persediaan metode LIFO di AS.
Hukum-hukum perlindungan sosial yang beragam juga mempengaruhi standar-standar
akuntansi. Contohnya adalah kewajiban membayar pesangon dio beberapa negara
Amerika Selatan.
8. Ada
Legislasi Akuntansi tertentu
Dalam beberapa kasus, terdapat peraturan
legislative khusus untuk aturan-aturan dan teknik-teknik akuntansi tertentu. Di
AS, SEC menentukan standar-standar pengungkapan dan akuntansi bagi
perusahaan-perusahaan besar, dengan mengacu pada FASB.
9. Kecepatan Inovasi Bisnis
Semula, kegiatan merger dan akuisisi tidak
diperhitungkan secara akuntansi, namun karena penggabungan bisnis yang begitu
popular di erofa memaksa akuntansi turut berkembang untuk memenuhi kebutuhan
dari mereka yang berkepentingan.
10. Tahap
pembangunan Ekonomi
Negara yang masih mengandalkan ekonomi pertanian
membuthkan prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda dengan negara industri maju.
Di negara pertanian, tingkat ketergantungan pada kredit dan kontrak bisnis
jangka panjang mungkin masih kecil. Sehingga akuntansi akrual yang canggih
tidak berguna dan yang dibutuhkan adalah akuntansi kas sederhana.
11. Pola
pertumbuhan Ekonomi
Kondisi perekonomian yang stabil mendorong
peningkatan persaingan memperebutkan pasar-pasar yang ada sehingga memerlukan
suatu pola akuntansi yang stabil dan akan jauh berbeda pada negara yang
kondisinya sedang mengalami perang berkepanjangan.
12. Status
Pendidikan dan Organisasi Profesional
Karena ketiadaan profesionalisme akuntansi yang
terorganisir dan sumber otoritas akuntansi local suatu negara, standar-standar
dari area lain atau negara lain mungkin digunakan untuk mengisi kekosongan
tersebut. Adaptasi faktor-faktor akuntansi dari Inggris merupakan pengaruh
lingkungan yang signifikan dalam akuntansi dunia sampai akhir PD II. Sejak saat
itu, proses adaptasi internasional beralih ke sumber-sumber dari AS.
Pengembangan akuntansi, baik yang berasal dari negara itu sendiri atau yang
diadaptasi dari negara-negara lain, tidak akan sukses kecuali jika
kondisi-kondisi lingkungan seperti yang terdapat dalam daftar diatas
dipertimbangkan secara penuh.
2. Porsi Pengembangan Akuntansi Internasional
Selanjutnya Choi et.al (1998 ; 38)
mengungkapkan bahwa secara struktural pengembangan akuntansi internasional yang
terjadi sekarang meliputi porsi sebagai berikut :
a. Pola Pengembangan Komparatif
Pendekatan yang dikembangkan oleh Mueller yang
berbeda terhadap pengembangan akuntansi dapat diamati di negara-negara barat
yang memiliki sistem ekonomi yang berorientasi pasar, meliputi; Pola
makorekonomis, pola mikroekonomis, pendekatan disiplin independen, dan
pendekatan akuntansi seragam.
Pola Makroekonomis
Tujuan perusahaan bisnis tentu saja lebih sempit daripada
kebijakan ekonomi nasional. Perusahaan mempunyai tujuan tertentu yang harus
dicapai, seringkali beroperasi dalam dimensi dan ruang waktu yang terbatas, dan
bertanggunggugat kepada kelompok-kelompok kepemilikan yang jelas.
Konsekuensinya, tujuan perusahaan secara normal mengikuti kebijakan nasional.
Hal ini bukan kondisi absolut, karena perusahaan bisnis merupakan bagian dari
kepntingan publik yang mempengaruhi dan mengarahkan kebijakan-kebijakan
nasional; jadi ada hubungan sebab-akibat timbal balik.
Ada tiga pernyataan yang berkaitan dengan pola ini
yaitu :
1. Perusahaan bisnis merupakan unit essential
dalam struktur ekonomi suatu negara.
2. Perusahaan bisnis mencapai tujuannya dengan
cara yang terbaik melalui koordinasi erat aktivitas-aktivitasnya dengan
kebijakkan-kebijakkan ekonomi nasional dalam lingkungannya.
3. Kepentingan publik dilayani dengan baik jika
akuntansi perusahaan bisnis saling berhubungan erat dengan kebijakan nasional.
Akuntansi keuangan yang berorientasi pada makrekonomi
mungkin mengakui secara formal nilai penemuan dari mineral atau kandungan
minyak, emnhitung beban depresiasi atas peralatan produkstif berdasarkan unit
produksi, dan mengizinkan penghapusan biaya tertentu dengan cepat jika hal ini
merupakan kepentingan pembangunan ekonomi regional atau nasional.
Pola Mikroekonomis
Ekonomi yang berorientasi pada pasar, termasuk ekonomi yang
tidak begitu banyak mendapat campur tangan administrasi pemerintah pusat,
mempercayakan sebagian besar kesejahteraan ekonomi kepada aktivitas-aktivitas
bisnis dari indvidu-individu dan masing-masing perusahaan bisnis. Dengan
demikian, dalam ekonomi ini, terdapat suatu orientasi fundamental yang mengarah
pada setiap sel dari akivitas ekonomi. Hal ini begitu berurat berakar di
organisasi-organisasi ekonomi barat dimana orientasi ini berlaku bagi banyak
proses bisnis, hukum, legislative dan sosial.
Dengan aktivitas-aktivitas swasta dan bisnis sebagai inti
urusan dalam ekonomi yang berorientasi kepada pasar dan dengan akuntansi
melakukan fungsi jasa bagi bisnis dan perusahaan-perusahaan bisnis, tampaknya
wajar saja bahwa akuntansi akan mengorientasikan dirinya kepada
pertimbangan-pertimbangan mikro yang sama, yang telah terbentuknya secara mapan
dalam lingkungannya.
Beberapa pernyataan yang berkaitan dengan pola ini
menyangkut :
1. Perusahaan menyediakan titik-titik vokal bagi
aktivitas-aktivitas ekonomi
2. Kebijakan utama
perusahaan bisnis adalah untuk menjamin kelangsungan hidupnya.
3. Optimasi dalam pengertian ekonomi adalah
kebijakkan terbaik perusahaan untuk bertahan
4. Akuntansi, sebagai cabang ekonomi bisnis,
mendapatkan konsep-konsep dan aplikasi-aplikasinya dari analisis ekonomi.
Konsep akuntansi utama dalam pola pengembangan
yang didasarkan pada mikro ekonomi adalah bahwa proses akuntansi harus mempertahankan
secara konstan jumlah investasi modal moneter dalam perusahaan dalam nilai
riil.
Disiplin Independen
Menganggap akuntansi sebagai fungsi jasa dari
bisnis memberikan ruang yang cukup untuk menyimpulkan bahwa akuntansi dapat
membangun kerangka yang berguna bagi dirinya yang disaring dari proses bisnis
yang dilayaninya. Jika hal ini mungkin dilakukan, maka dukungan konseptual dari
suatu disiplin seperti ekonomi tidak dibutuhkan. Akuntansi dengan kata lain ,
bergantung pada dirinya menjadi suatu disiplin yang independen.
Keseragaman Akuntansi
Ada tiga pendekatan praktis atas pola pengembangan
keseragaman akuntansi :
1. Pendekatan bisnis
Dalam pendekatan ini, keseragaman akuntansi ditujukan
secara khusus kepada pemakai-pemakai tertentu data akuntansi. Pendekatan ini
mempertimbangkan secara penuh karakteristik-karakteristik bisnis dan lingkungan
bisnis tempat dimana data dikumpulkan, diproses dan dikomunikasikan. Pendekatan
ini merupakan suatu pendekatan pragmatis yang sangat bergantung pada konvensi
dan paling sering dipakai dalam perancangan bagan-bagan akun terpisah yang
seragam, yaitu bagi suatu cabang industri atau perdagangan
2. Pendekatan ekonomi
Pendekatan ekonomi bagi keseragaman akuntansi pada dasarnya
adalah pendekatan makro. Pendekatan ini mengakaitkan akuntansi dengan kebijakan
publik. Badan-badan hukum dan peraturan publik digunakan untuk menjalankan
sistem yang telah terbentuk dalam pola pengembangan seperti itu.
Pertimbangan-pertimabangan akuntansi teknis berada pada tingkatan kedua, dan
pertimbangan-pertimbangan kebijakan nasional berada pada tingkatan paling atas.
3. Pendekatan teknis
Pendekatan akuntansi teknis atas pengembangan keseragaman
merupakan pekerjaan para akademisi. Pendekatan ini bersifat analitis, dimana
pendekatan ini berusaha memperoleh keseragaman dari prinsip-prinsip dasar
pembukuan double entry. Pendekatan ini juga merupakan pendekatan umum
karena perhatian langsung diberikan kepada karakteristik-karakteristik bisnis
tertentu dari transaksi-transaksi akuntansi atau proses akuntansi. Terakhir,
orientasi yang luas dari pendekatan ini pada hakekatnya bersifat teoritis.
Wolk & Tearney, (1992; 578) menggagas, bahwa secara teoritis ada tiga
model yang disodorkan untuk menyeragamkan pemahaman mengenai akuntansi internasional,
yaitu :
1. Absolute uniformity
2. Circumstantial uniformity
3. Purposive uniformity
Absolute uniformity, berarti satu set standar akuntansi yang baik
dalam satu format pelaporan keuangan akan berlaku di seluruh komunitas ekonomi
internasional tanpa membeda-bedakan keadaan ekonomi dan kebutuhan pemakai. Circumstantial
uniformity, berdasarkan basis transnasional yang mengijinkan perbedaan
metode akuntansi yang digunakan dimana keberadaan akuntansi ditunjukan.
Sedangkan Purposive uniformity, akan mempertimbangkan kedua keadaan
perbedaan yang mendasarinya seperti halnya kebutuhan pemakai yang berbeda dan
manfaatnya.
b. Pengembangan yang didasarkan pada
Kerangka-Kerangka Konseptual
Sejak berdiri tahun 1973, FASB telah memulai
upaya utamanya untuk membentuk kerangka konseptual bagi akuntansi keuangan.
Kerangka konseptual ang dikembangkan tersebut menggunakan dasar pikiran
akuntansi sebagai suatu disiplin independen. Faktor-faktor internal atau
intrinsic dari akuntansi disusun secara hirarkis dan berhubungan secara
horizontal dalam usaha untuk mengembangkan struktur internal yang komprehensif
dan konsisten bagi semua aspek disiplin akuntansi keuangan. William C. Norby
membuat model keseluruhan kerangka konseptual tersebut menjadi sebuah
pyramid yang saling berhubungan, berikut ini:
Terdapat dua dimensi kunci bagi setiap usaha
yang ditujukan pada pembentukan konsep dari dalam karakteristik kualitatif dari
variable-variabel penting dan penyebutan variable ini satu persatu. Ini adalah
tingkatan kedua dari gambar pyramid yang berlabel “ Fundamental”. FASB telah
menyebut kedua dimensi ini dalam SFAC No. 2 dan 3, keduanya dipublikasikan
tahun 1980 dan digantikan oleh oleh No. 6 tahun 1985 untuk memasukkan
organisasi nirlaba. Gambar berikutnya diatas merupakan hirarki kualitas
akuntansi menurut FASB.
c. Perusahaan Multinational (MNCs) sebagai agen
pengembangan Akuntansi
Pada saat ini harmonisasi pengukuran akuntansi
dan pengungkapan keuangan komprehensif masih jauh dari harapan. Meskipun
demikian, dapat ditemui keinginan-keinginan untuk melihat harmonisasi akuntansi
global yang lebih besar. IASC telah memulai sebuah upaya untuk
mengharmonisasikan akuntansi diseluruh negara dan seluruh perusahaan. IASC
mengadopsi filosofi global village bagi akuntansi. Hal ini mengakibatkan
meningkatnya pelibatan jumlah badan-badan usaha dan organisasi internasional
yang saat ini berupaya dalam hal tersebut.
d. Kebutuhan Akuntansi dari negara berkembang
Perhatian akuntansi di negara berkembang
meliputi; (1) tipe sistem akuntansi yang sedang dibutuhkan dan (2) pendidikan
dan sarana lalin apa yang harus dipakai Negara sedang berkembang untuk
memperbanyak akuntan terlatih. Dalam kategori pertama, sistem akuntansi Negara
berkembang seharusnya dibuat dan dijalankan sesuai dengan yang mereka butuhkan
dan dianggap tepat. Atau dengan mengkaitkan faktor lingkungan dengan
karakteristik akuntansi dan dianjurkan bahwa seharusnya sistem akuntansi
terkait dengan lingkungan lokal. Cara yang lain adalah dengan transfer
teknologi akuntansi negara maju yang dilakukan secara selektif.
Choi et. al (1998 ; 49) menjelaskan aktivitas-aktivitas akuntansi di
Negara berkembang secara sederhana menjadi 9 sistem yaitu meliputi Anglophone,
ASEAN, Negara-negara Asia Pasifik, Cina, Erofa timur, Francophone, Mediterania,
Timur tengah, dan Amerika Selatan.
e. Fungsi Akuntansi dalam ekonomi terpusat
Perbedaan yang mendasar antara ekonomi pasar dan ekonomi terpusat
adalah bahwa dalam ekonomi terpusat, semua aktivitas ekonomi yang substantive
dikelola oleh pemerintah. Misalnya dalam kontrak kerjasama patungan antara
sebuah perusahaan Rusia dan sebuah perusahaan barat, otoritas Rusia akan
menentukan nilai tukar yang akan digunakan anatara ruble dan mata uang barat
yang terlibat, tak peduli nilai tukar tidak resmi atau nilai tukar gelap.
Dengan kata lain, dalam ekonomi yang dikelola total oleh pemerintah , semua
harga (dan biaya) ditentukan secara arbriter agar sesuai dengan berbagai
kebijakan pemerintah karena pasar terbuka dan harga pasar tidak ada. Sebagai
konsekuensinya, semua pengukuran akuntansi juga tergantung pada jumlah moneter
yang ditentukan secara semu ini.
Choi et. al (1998 ; 52) menggambarkan
perbedaan fungsi akuntansi dari ekonomi pasar dan ekonomi pusat dilihat dari
struktur organisasi, pembukuan, pengendalian dan audit, dan referensi-referensi
untuk follow up.
3.
Aktivitas-Aktivitas Pendukung Pengembangan Akuntansi
Pengembangan akuntansi internasional dibantu secara ekstensif oleh
sejumlah bdan pemerintah, asosiasi akuntansi professional, dan institusi.
Aktivitas pendukung di luar pergerakan standar internasional secara umum diklasifikasikan
sebagai berikut:
1. Organisasi-organisasi
regional
Organisasi
regional telah terbentuk mulai dari pantai pasifik hingga Afrika Barat.
Organisasi-organisasi ini berlaku sebagai penyangga antara
kepentingan-kepentingan nasional yang kaku dengan kepentingan-kepentingan
internasional yang luas. Organisasi regional ini merupakan kelompok-kelompok
akuntan professional yang bervariasi dalam jumlah dan efektifitasnya.
2. Institusi-institusi
Institusi-institusi
yang mendukung akuntansi internasional meliputi parlemen-parlemen dan
universitas-universitas di seluruh dunia, serta eksekutif-eksekutif keuangan
dan analis-analis keuangan. Dukungan yang datang dari institusi pendukung
tersebut justru lebih kuat dari organisasi-organisasi regional.
4.
Kajian Hasil Penelitian
Perkembangan yang cepat dalam transportasi dan komunikasi membuat
dunia menjadi tanpa batas hingga mewujudkan apa yang dinamakan “global village”.
Ditambah dengan ditandai pertumbuhan perdagangan internasional dan
pertukaran bisnis lainya diantara berbagai negara mempengaruhi kehidupan kita.
Umumnya, perkembangan ini membawa dampak berbagai kebiasaan, dan praktek yang
sama. Dalam kegiatan bisnis khusus telah mendukung keinginan untuk meng-harmonisasikan
standar akuntansi diantara berbagai negara tersebut. Harmonization menunjukkan
derajad koordinasi atau kesamaan diantara berbagai set variasi standar
akuntansi nasional dan metode serta format pelaporan keuangan. (Meek et. al dalam
Wolk & Tearney, 1992; 577).
Salah satu faktor yang mendasari perlunya meng-harmonisasikan
standar akuntansi internasional adalah adanya peningkatan kepentingan dari
berbagai perusahaan multinational. Kesamaan secara umum dalam satandar
akuntansi dan prosedur akuntansi akan memfasilitasi/memudahkan koordinasi
diantara perusahaan multinational. Sebagai contoh, laporan keuangan konsolidasi
akan mudah disajikan jika perangkat akuntansi yang tersedia applicable untuk
perusahaan multinational tersebut. Konsekuensi dari MNCs tersebut maka profesi
akuntan publik pun ikut mendunia, banyak firma-firma akuntan publik berpraktek
diseluruh dunia. Akhirnya pembiayaan antar negara meningkat ditandai dengan
bergairahnya pasar-pasar modal antar berbagai negara.
Donna L. Street et. al (2000), dalam penelitiannya di
Amerika, menyatakan bahwa adanya program dari IOSCO (International Organization
of Securities Commissions) bagi pasar modal-pasar modal untuk menggunakan
standar akuntansi internasional (IAS), memberikan secara signifikan konteks
global dari pasar modal Amerika dan memaksanya untuk melakukan rekonsiliasi
(penyesuaian) antara GAAP dengan IAS. Hal itu dimaksudkan agar dalam praktek
akuntansinya mudah dipahami oleh Securities exchange commission (SEC) dengan
tujuan konteks global dari pasar modal Amerika. Bagaimana dengan Indonesia?
Zubaidur Rahman, (2000) dalam papernya
menyatakan bahwa semua negara yang ada di kawasan Asia Timur semuanya telah
memiliki standar akuntansi nasional yang semuanya diadopsi atau disusun
berdasarkan standar akuntansi internasional (IAS), tetapi pada kenyataannya
laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan yang ada di
negara-negara Asia Timur tersebut jauh panggang dari api, sejak mereka kurang
memperhatikan mekanisme dari standara akuntansi nasionalnya yang di
perbandingkan, di rekonsialiasikan dengan standar akuntansi internasional.
III. Simpulan
Dari pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut :
1. Akuntansi
saat ini menyediakan informasi bagi pasar modal-pasar modal besar, baik
domestik maupun internasional. Akuntansi telah meluas kedalam area konsultasi
manajemen dan melibatkan lebih besar porsi teknologi informasi dalam sistem dan
prosedurnya. Dengan demikian akuntansi jelas tanggap terhadap stimulus
lingkungan.
Menurut
Choi dan Muller (1998; 1) Bahwa ada tiga kekuatan utama yang mendorong bidang
akuntansi internasional kedalam dimensi internasional yang terus tumbuh, yaitu
(1) faktor lingkungan, (2) Internasionalisasi dari disiplin akuntansi, dan (3)
Internasionalisasi dari profesi akuntansi.
Ketiga
faktor tersebut dalam perjalanan/perkembangan akuntansi sangat berperan dan
menentukan arah dari teori akuntansi yang selama bertahun-tahun dan dekade
banyak para ahli mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk mengembangkan teori
akuntansi dan ternyata mengalami kegagalan dan hal tersebut menyebabkan
terjadinya evolusi dari ”theorizing” ke “Conceptualizing”.
2. Choi
et. al (1998; 36) menjelaskan terdapat sejumlah faktor lingkungan yang diyakini
memiliki pengaruh langsung terhadap pengembangan akuntansi, dan hal tersebut
yang memberikan warna dan yang mendasari praktik-praktik akuntansi yang berlaku
di negara-negara di dunia.
3. Secara
struktural pengembangan akuntansi mengalami berbagai tingkatan dan ditambah
dengan adanya dukungan dari berbagai organisasi regional dan institusi
pendukung lainnya ikut menyumbangkan perhatian yang tidak sedikit terhadap
kemajuan dan pengembangan akuntansi.
4. Perkembangan
yang cepat dalam transportasi dan komunikasi membuat dunia menjadi tanpa batas
hingga mewujudkan apa yang dinamakan “global village”. Ditambah dengan
ditandai pertumbuhan perdagangan internasional dan pertukaran bisnis lainya
diantara berbagai negara mempengaruhi kehidupan kita. Umumnya, perkembangan ini
membawa dampak berbagai kebiasaan, dan praktek yang sama. Dalam kegiatan bisnis
khusus telah mendukung keinginan untuk meng-harmonisasikan standar
akuntansi diantara berbagai negara tersebut. Harmonization menunjukkan
derajad koordinasi atau kesamaan diantara berbagai set variasi standar
akuntansi nasional dan metode serta format pelaporan keuangan.
Salah
satu faktor yang mendasari perlunya meng-harmonisasikan standar
akuntansi internasional adalah adanya peningkatan kepentingan dari berbagai
perusahaan multinational. Kesamaan secara umum dalam standar akuntansi dan
prosedur akuntansi akan memfasilitasi/memudahkan koordinasi diantara perusahaan
multinational. Pola pendekatan yang dapat digunakan adalah Absolute Uniformity,
Circumstantial Uniformity, Purposive Uniformity.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar