said hudri hasibuan

Rabu, 25 Januari 2012

PERLOMBAAN DAN PENGERTIANNYA


BAB I


A.   PENDAHULUAN
Di dalam Alquran baik atau kebaikan menggunakan kata ihsan birr dan ishlah. Kata ihsan bisa dilihat pada firman Allah yang artinya “Dan siapakah yang lbh baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah sedang dia pun mengerjakan kebaikan dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.”[1] .
Bila dikaitkan dengan hadis tentang kedatangan Jibril kepada Nabi Muhammad saw ihsan adl perbuatan baik yang dilakukan oleh seseorang krn merasakan kehadiran Allah dalam dirinya atau dia merasa diawasi oleh Allah SWT yang membuatnya tidak berani menyimpang dari segala ketentuan-Nya[2]. Adapun kata baik dalam arti birr bisa dilihat pada firman Allah yang artinya “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke timur maupun ke barat itu suatu kebaikan tetapi sesungguhnya kebaikan itu ialah beriman kepada Allah hari akhir malaikat kitab dan nabi-nabi serta memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya anak-anak yatim orang miskin musafir dan orang-orang yang meminta-minta; dan hamba sahaya mendirikan salat menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar ; dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.”[3] . Bila kita kaji ayat-ayat tentang kata al-birr termasuk ayat di atas maka akan didapat kesimpulan bahwa kebaikan itu menurut Mahmud Syaltut dalam tafsirnya membaginya menjadi tiga yakni birr dalam aqidah birr dalam amal dan birr dalam akhlak[4]. Adapun kata baik dengan menggunakan kata ishlah terdapat dalam banyak ayat misalnya pada firman Allah yang artinya “Tentang dunia dan akhirat. Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim katakanlah ‘Mengurus urusan mereka secara patut dan baik’.”[5] . Islah digunakan penggunaannya dalam kaitan hubungan yang baik antara sesama manusia di dalam Ensiklopedi Hukum Islam jilid 3 hal 740 dinyatakan “Islah merupakan kewajiban umat Islam baik secara personal maupun sosial. Penekanan islah ini lbh terfokus pada hubungan antara sesama umat manusia dalam rangka pemenuhan kewajiban kepada Allah SWT.”[6] Di dalam Alquran Allah SWT menegaskan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Namun kemuliaan manusia ternyata tidak terletak pada keindahan fisiknya. Kalau manusia dianggap mulia dengan sebab badannya yang besar tentu akan lbh mulia binatang ternak seperti sapi kerbau unta gajah dan sebagainya yang memiliki berat badan yang jauh lbh berat. Karenanya bila manusia hanya mengandalkan kehebatan dan keagungan dirinya pada berat badan dia bisa lbh rendah kedudukannya daripada binatang ternak yang kemuliaannya terletak pada berat badannya. Allah SWT berfirman yang artinya “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka jahannam kebanyakan dari jin dan manusia mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami dan mereka mempunyai mata tidak dipergunakannya untuk melihat dan mereka mempunyai telinga tidak dipergunakannya untuk mendengar . Mereka itu seperti binatang ternak bahkan mereka lbh sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”[7]. Oleh krn itu kemuliaan manusia bisa kita pahami dari iman dan amal saleh atau kebaikannya dalam bersikap dan bertingkah laku di mana pun dia berada dan dalam keadaan bagaimanapun situasi dan kondisinya. Itu sebabnya semakin banyak perbuatan baik yang dilakukannya maka akan semakin mulia harkat dan martabatnya di hadapan Allah SWT. Di sinilah letak pentingnya bagi kita untuk berloma-lomba dalam kebaikan sebagaimana firman Allah yang artinya “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian . Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”[8] . Jalan Menuju Amal Baik Meskipun kebaikan kita sadari sebagai sesuatu yang harus kita laksanakan ternyata tidak sedikit orang yang tidak antusias untuk melakukan kebaikan itu. Karena itu ada beberapa hal yang bisa dijadikan resep bagi seseorang agar bersemangat melakukan kebaikan.

      Niat yang Ikhlas Niat yang ikhlas merupakan faktor penting dalam tiap amal. Karena dalam banyak amal di dalam Islam niat yang ikhlas merupakan rukun terpenting dan pertama. Niat yang ikhlas krn Allah dalam melakukan kebaikan akan membuat seseorang memiliki perasaan yang ringan dalam mengerjakan amal-amal yang berat sekalipun apalagi bila amal kebaikan itu tergolong amal yang ringan. Sedangkan tanpa keikhlasan jangankan amal yang berat amal yang ringan pun akan terasa menjadi berat. Disamping itu keikhlasan akan membuat seseorang berkesinambungan dalam amal kebaikan. Orang yang ikhlas tidak akan bersemangat krn dipuji dan tidak akan lemah krn dicela. Ada pujian atau celaan tidak akan membuatnya terpengaruh dalam melakukan kebaikan.

      Cinta Kebaikan dan Orang Baik Seseorang akan antusias melaksanakan kebaikan manakala pada dirinya terdapat rasa cinta pada kebaikan hal ini krn mana mungkin seseorang melakukan suatu kebaikan apabila dia sendiri tidak suka pada kebaikan itu. Oleh krn itu rasa cinta pada kebaikan harus kita tanamkan ke dalam jiwa kita masing-masing sehingga kita akan menjadikan tiap bentuk kebaikan sebagai bagian yang tidak akan terpisahkan dalam kehidupan kita ini akan membuat kebaikan selalu menyertai kehidupan ini. Disamping cinta kepada kebaikan akan kita suka melakukan kebaikan harus tertanam juga di dalam jiwa kita rasa cinta kepada siapa saja yang berbuat baik hal ini akan membuat kita ingin selalu meneladani dan mengikuti segala bentuk kebaikan siapa pun yang melakukannya. Allah SWT telah menyebuntukan kecintaan-Nya kepada siapa saja yang berbuat baik karenanya kita pun harus mencintai mereka yang berbuat baik. Allah berfirman yang artinya “Dan belanjakanlah di jalan Allah dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan dan berbuat baiklah krn sesungguhnya Alllah mencintai orang-orang yang berbuat baik.”[9] .

      Merasa Beruntung bila Melakukan Kebaikan Berbuat baik merupakan sesuatu yang sangat mulia krn itu seseorang akan melakukan kebaikan apabila dengan kebaikan itu dia merasa memperoleh keberuntungan baik di dunia maupun di akhirat. Ada banyak keuntungan yang akan diperoleh manusia bila ia berbuat baik. Pertama selalu disertai oleh Allah SWT lihat QS 16 128. Kedua menambah keni’matan untuknya lihat QS 2 58; 7 161; 33 29. Ketiga dicintai Allah lihat QS 7 161; 5 13; 2 236; 3 134; 3 148; 5 96. Keempat memperoleh rahmat Allah lihat QS 7 56. Kelima memperoleh pahala yang tidak disia-siakan Allah SWT lihat QS 9 120; 11 115; 12 56. Keenam dimasukkan ke dalam surga lihat QS 5 85; 39 34; 6 84; 12 22; 28 14; 37 80.

      Merasa Rugilah Meninggalkan Kebaikan Apabila seseorang merasa beruntung dengan kebaikan yang dilakukannya dengan sejumlah keutamaan yang disebuntukan dalam Alquran maka bila seseorang tidak berbuat baik dia akan merasa sangat rugi baik di dunia ini maupun di akhirat kelak. Bagi seorang mukmin bagaimana mungkin dia tidak merasa rugi bila tidak melakukan kebaikan krn kehidupan ini memang harus dijalani untuk mengabdi kepada Allah SWT yang merupakan puncak dari segala bentuk kebaikan yang harus dijalani. Manakala di dunia ini seseorang sudah merasa rugi maka di akhirat pun dia akan merasa rugi krn apa yang dilakukan seseorang dalam kehidupannya di dunia akan sangat berpengaruh di akhirat krn kehidupan akhirat pada hakikatnya adl hasil dari kehidupan di dunia bila seseorang berlaku baik di dunia dia akan memperoleh keberuntungan di akhirat disamping keberuntungan di dunia sedangkan bila seseorang tidak melakukan kebaikan di dunia maka dia akan memperoleh kerugian di dunia dan penyesalan yang sangat dalam di akhirat kelak sebagai bentuk dari mengabaikan nilai-nilai Islam. Allah SWT berfirman yang artinya “Barangsiapa mencari selain Islam sebagai agamanya maka sekali-kali tidaklah akan diterima daripadanya dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”[10] .

      Meneladani Generasi yang Baik Perbuatan baik dan yang lbh baik lagi akan dilakukan oleh seorang muslim apabila dia mau meneladani orang yang berbuat baik hal ini menjadi penting krn dengan demikian dia menyadari bahwa meskipun perasaannya sudah banyak perbuatan baik yang dilakukannya tetap saja dia merasa masih sedikit dibanding orang lain yang jauh lbh baik dari dirinya hal ini akan memicu semangatnya untuk berbuat baik yang lbh banyak lagi. Karena itu idealnya seorang mukmin bisa menjadi seperti cermin bagi mukmin lainnya sehingga manakala seseorang mengenal dan memperhatikann dirinya akan merasakan begitu banyak kekurangan termasuk dalam hal berbuat baik.

      Memahami Ilmu Kebaikan Bagi seorang muslim tiap amal yang dilakukannya tentu harus didasari pada ilmu semakin banyak ilmu yang dimiliki dipahami dan dikuasai insya Allah akan makin banyak amal yang bisa dilakukannya sedangkan makin sedikit pemahaman atau ilmu seseorang akan semakin sedikit juga amal yang bisa dilakukannya apalagi belum tentu orang yang mempunyai ilmu secara otomatis bisa mengamalkannya. Ini berarti seseorang akan semakin terangsang untuk melakukan kebaikan manakala dia memahami ilmu tentang kebaikan itu. Kebaikan yang Diterima Setiap kebaikan yang dilakukan seseorang tentu harus menghasilkan penilaian yang positif dari Allah SWT. Paling tidak ada dua kriteria tentang kebaikan yang diterima oleh Allah SWT. Pertama ikhlas dalam beramal yakni melakukan suatu amal dengan niat semata-mata ikhlas krn Allah SWT atau tidak riya dalam arti mengharap pujian dari selain Allah SWT.
Karena itu dalam hadis yang terkenal Rasulullah saw bersabda yang artinya “Sesungguhnya amal itu sangat tergantung pada niatnya.”[11] Kedua melakukan kebaikan itu secara benar hal ini krn meskipun niat seseorang sudah baik bila dalam melakukan amal dengan cara yang tidak baik maka hal itu tetap tidak bisa diterima oleh Allah SWT krn ini termasuk bagian dari mencari selain Islam sebagai agama hidupnya yang jelas-jelas akan ditolak Allah SWT sebagaimana yang sudah disebuntukan pada QS 3 85 di atas. Akhirnya menjadi jelas bagi kita bahwa hidup ini harus kita jalani untuk mengabdi kepada Allah SWT yang terwujud salah satunya dalam bentuk melakukan kebaikan dan masing-masing orang harus berusaha melakukan kebaikan sebanyak mungkin sebagai bentuk kongkret dari perwujudan kehidupan yang baik di dunia dan ini pula yang akan menjadi bekal bagi manusia dalam menjalani kehidupannya di akhirat kelak.

B.   ISI SUBTANSI
1.    Pengertian
a)    Perlombaan
Perlombaan dalam bahasa arab di sebut juga dengan musabaqoh. Perlombaan disyariatkan karena termasuk olah raga terpuji, hukumnya berubah-ubah, bisa sunat, mubah bisa juga haram, bergantung pada niatnya. Perlombaan biasanya menggunakan anak panah, senjata, kuda biqhal, dan keledai.[12]

2.    Dasar Hukum
Ä  Al-Qur’an
a)    Perlombaan
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Artinya   :  Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al Baqarah : 148).[13]

Rasulullah Saw bersabda, “Bersegeralah kamu beramal saleh, karena akan datang (terjadi) fitnah-fitnah seperti serpihan malam gulita, di mana seseorang pada pagi hari beriman, namun sore harinya kafir, sore hari beriman pada pagi harinya kafir. Ia rela menjual agamanya dengan harta benda dunianya.”[14]

Ä  Pendapat Ulama
·         Perlombaan
Oleh Doktor Anas Ahmad Karzun
“Ketika seorang penuntut ilmu telah mendalam dalam mencari ilmu dan telah terbuka baginya pintu-pintu ilmu, maka dia (tetap) butuh akan tambahan ilmu, berlomba-lomba dalam mencarinya, dan bersemangat dalam memperbanyak ilmu”.[15]
·         Catur,
Syaikh Shalih Fauzan Abdullah Al-Fauzan berkata dalam kitab beliau "Al-I'lam Bi Naqdi Kitab Al-Halal wa Al-Haram" pada pasal koreksi 9 : Permainan Catur

Penulis (Yusuf Al-Qardhawi) pada halaman 217 menjelaskan tentang perselisihan ulama mengenai hukum permainan catur. Lalu penulis memilih pendapat yang mengatakan bahwa hukumnya mubah (boleh). Penulis juga mengomentari : “Menurut pengatahuan kami bahwa catur itu menurut asalnya adalah mubah, sebab tidak ada dalil yang menunjukkan keharaman catur melebihi dari perbuatan lahwun dan hiburan yang ada. Catur merupakan olah raga pikiran dan melatih berfikir”. Kemudian penulis menjelaskan syarat-syarat kebolehan main catur antara lain.

[1]. Tidak mengundur-ngundur waktu shalat
[2]. Tidak disertai dengan judi
[3]. Hendaknya pemain dapat menjaga lisannya dari omongan kotor.[16]
·         Dadu
“Demikianlah kami nukil dari Imam Asy-Syafi’i. Dan ada lagi lafadz semakna tadi bahwa beliau membenci atau menganggap makruh hukum permainan catur dan nilainya dibawah daripada permainan dadu adalah hukumnya haram muthlaq sekalipun tidak disertai taruhan uang. Karena itu Imam Asy-Syafi’i menegaskan, kabar yang paling aku benci …”[17]
·         Togel
Judi! Menjanjikan kemenangan/Judi! Menjanjikan kekayaan/ Bohong! Bila engkau menang, itu awal dari kekalahan/Bohong! Bila engkau kaya itu awal dari kemiskinan…..Apa pun nama dan bentuk judi/Semuanya perbuatan keji/Judi.
Petikan lagu karya Bang Rhoma Irama ini kayaknya pas sekali dengan kasus judi togel yang marak banget belakangan ini. Gimana nggak, yang namanya judi togel, nggak di kampung, nggak di kota. Dari mulai abang tukang becak, abang tukang bakso, abang sopir, penjual sayur, ibu rumah tangga, petani, sampe pelajar, mahasiswa dan bahkan pekerja kantoran. Wuih, pokoknya mereka tumblek-blek menyatukan perasaan dan pikirannya dengan judi togel alias toto gelap. Hanya dengan rumus? suka-suka? utak-atik angka, keluar tuh angka hoki yang kalo dipasang dan menang bakal bikin tajir mendadak. Setidaknya itulah anggapan mereka.Naudzubillahi min dzalik.
Suatu hari seorang teman cerita kalo doi nggak habis pikir dengan ulah beberapa mahasiswa yang nggak malu dan ragu lagi untuk main togel. Saat itu, sang teman cerita kalo di sebuah universitas di Bogor, teman-teman mahasiswa harapan bangsa ini sedang sibuk mengutak-atik angka yang akan dipasangnya lewat permainan togel. Sang mahasiswa, dengan semangat meramu angka-angka itu bak seorang pakar matematika untuk menurunkan rumus suka-suka. Hasilnya adalah angka yang bakal dipasangnya malam itu. Walah? Padahal, kalo disuruh ngerjain soal kalkulus mah, maaf, begonya setengah hidup.
Sobat muda muslim, kita prihatin banget. Terus terang, apa yang mau diandalkan untuk kemajuan negeri ini di masa mendatang, kalo sekarang generasi ini jadi cikal-bakal generasi biang togel. Teman mahasiswa selain sibuk memfotocopy diktat kuliah, juga sibuk mengisi kupon togel. Malah boleh jadi ngisi kupon togel adalah kebiasaan rutin yang bisa mengalahkan urusan kuliah.
Togel emang bikin orang jadi bertingkah nggak normal. Tepatnya kudu dirujuk ke RSJ (Rumah Sakit Jiwa). Gimana nggak, contohnya, ada yang nyari angka keberuntungan itu lewat mimpi. Hebatnya lagi, mereka punya kitab tafsir mimpi segala. Caranya dengan mencocokkan mimpi yang dialaminya lalu dicari padanannya di kitab tafsir mimpi. Soalnya di situ udah ada angka-angkanya. Selanjutnya? Masang angka itu lewat permainan judi togel. Ada juga yang rela nanya sama orang gila (lho, ini yang gila siapa?), malah ada yang nggak takut lagi ngedatangin kuburan dan nginep di sana, dengan harapan dapat wangsit untuk nomor hoki, termasuk kalo harus melototin plat nomor mobil yang kebetulan ngelewat di jalan. Celakanya lagi, malah ada yang percaya dengan ucapan anak-anak segala, dengan anggapan bahwa ucapan anak adalah omongan malaikat. Walah, untuk urusan judi sampe bawa-bawa malaikat, gimana nggak parah kan? Udah gitu kadang ngomongnya enteng banget, kayak yang nggak takut dosa, gitu lho. Naudzubillah min dzalik. Dunia…dunia…

Ah, maaf saja, kayaknya emang udah pada nggak waras. Nggak heran dulu ada juga jenis judi dengan nama PORKAS yang kemudian diplesetkan jadi Putar Otak Rencana Kaya, Akhirnya Sinting. Kalo TOGEL? Bisa jadi, maaf saja, Tolol dan Gelo (baca: gila). Ih?. Posted by khilafahislamiyah pada Mei 2, 2007.[18]




3.    Pembahasan
Pebahasan makalah ini bertujuan :
ü  Untuk mendapatkan gambaran tentang perlombaan, catur, dadu dan togel menurut bahasa dan syariat.
ü  Untuk mengungkapkan sumber hukum dari Al-Qur’an, Hadits serta pendapat Ulama.
ü  Untuk menambah pengetahuan bagi penulis tentang perlombaan, catur, dadu dan togel.
ü  Untuk mengembangkan buah pikiran baik penulis maupun bagi pembaca makalah ini.

C.   PENUTUP
1.    Kesimpulan
·         Perlombaan dalam bahasa arab di sebut juga dengan musabaqoh. Perlombaan disyariatkan karena termasuk olah raga terpuji, hukumnya berubah-ubah, bisa sunat, mubah bisa juga haram, bergantung pada niatnya. Perlombaan biasanya menggunakan anak panah, senjata, kuda biqhal, dan keledai
·         Menurut pengatahuan kami bahwa catur itu menurut asalnya adalah mubah, sebab tidak ada dalil yang menunjukkan keharaman catur melebihi dari perbuatan lahwun dan hiburan yang ada. Catur merupakan olah raga pikiran dan melatih berfikir.
·         Demikianlah kami nukil dari Imam Asy-Syafi’i. Dan ada lagi lafadz semakna tadi bahwa beliau membenci atau menganggap makruh hukum permainan catur dan nilainya dibawah daripada permainan dadu adalah hukumnya haram muthlaq sekalipun tidak disertai taruhan uang. Karena itu Imam Asy-Syafi’i menegaskan, kabar yang paling aku benci.
·         Togel emang bikin orang jadi bertingkah nggak normal. Tepatnya kudu dirujuk ke RSJ (Rumah Sakit Jiwa). Gimana nggak, contohnya, ada yang nyari angka keberuntungan itu lewat mimpi. Hebatnya lagi, mereka punya kitab tafsir mimpi segala. Caranya dengan mencocokkan mimpi yang dialaminya lalu dicari padanannya di kitab tafsir mimpi. Soalnya di situ udah ada angka-angkanya. Selanjutnya? Masang angka itu lewat permainan judi togel. Ada juga yang rela nanya sama orang gila (lho, ini yang gila siapa?), malah ada yang nggak takut lagi ngedatangin kuburan dan nginep di sana, dengan harapan dapat wangsit untuk nomor hoki, termasuk kalo harus melototin plat nomor mobil yang kebetulan ngelewat di jalan. Celakanya lagi, malah ada yang percaya dengan ucapan anak-anak segala, dengan anggapan bahwa ucapan anak adalah omongan malaikat.

2.    Saran
Bagi Dosen Pembimbing disarankan agar selalu mencerminkan rasa tanggungjawab moral yang ikhlas. Artinya, pengayoman yang positif akan mendorong para mahasiswa untuk menggunakan seluruh kapasitas yang dimilikinya dalam memikul tanggungjawab tugas makalah ini.
Bagi rekan-rekan mahasiswa bahwa hasil tugas makalah ini sangat bermanfaat dalam memahami masalah-masalah yang berhubungan dengan perlombaan. Oleh karena itu kami penulis menyarankan agar dapat melakukan kajian atau melakukan tugas dari berbagai sudut atau faktor.




DAFTAR PUSTAKA








[1]               http://www.alquran-digital.com/ , QS. 04-An Nisa : 125.
[2]               http://blog.re.or.id/berlomba-lomba-dalam-kebaikan.htm. Tgl Download, 02/02/11.
[3]               Ibid. QS. 02-Al Baqarah : 177.
[4]               http://www.akhlakislam.com/muslim/makna-kebaikan-menurut-muhammad-syaltut.htm. Tgl Download. 02/02/11.
[5]               Ibid. QS. 02-Al Baqarah : 220.
[6]               http://lists.topica.com/lists/artisnet/read/message.html?sort=d&mid=1710449454. Tgl Download. 02/02/11.
[7]               Ibid. QS. 07-Al A’raaf : 179.
[8]               Ibid. QS. 02-Al Baqarah : 220.
[9]               Ibid. QS. 02-Al Baqarah : 195.
[10]             Ibid. QS. 03-Ali Imran : 85.
[12]             http://www.canboyz.co.cc/2010/03/pengertian-perlombaan-makalah.html. Tgl Download. 02/02/11.
[17]             Ibid.
[18]             http://khilafahislamiyah.wordpress.com/2007/05/02/generasi-biang-togel/. Tgl Download : 02/02/11.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar